Quote:

Apa yang sudah ada di tangan, jangan sampai dilepas. Tekuni saja, pasti berhasil. - Gudeg Yu Djum -

Minggu, 29 Mei 2011

KIAT PRAKTIS MENULIS BAGI PEMULA (Oleh Bung Ali Musafa)

HAL-HAL YANG SERING DIABAIKAN PENULIS PEMULA

oleh Sakti Wibowo pada 07 Agustus 2009 jam 13:19

Sebenarnya saya kurang tertarik membahas bagian ini. :) Tapi karena pesan sponsor, yo wis lah…! :) Kenapa saya tidak tertarik? Karena saya percaya pada proses. Tidak ada kesempurnaan. Penulis kaliber dunia pun kalau kita ulik, ada saja kelemahannya. Oke, beberapa kelemahan yang nampak pada penulis pemula:

[1] Alur yang lambat di bagian awal. Biasanya sibuk dengan deskripsi yang terlalu detil, beruntun, semua informasi ingin disampaikan di paragraph awal.

[2] Tidak sabar menjaga tangga dramatic. Akibatnya menyelesaikan sebuah cerita dengan terburu-buru.

[3] Terjebak pada multiplot yang membosankan, semua tokoh ingin dihidupkan. Kalaupun membutuhkan multiplot, sebaiknya di-blend dengan baik sehingga tidak terkesan satu plot “berkelahi” dengan plot yang lain.


[4] Terjebak banyak tokoh. Sehingga beberapa tokoh mirip dan sebangun. (Jadi kayak senam, ntar…! Semua gerakannya sama.) Perlu jeli memilih tokoh. Jika dua atau tiga karakter bisa diwakili dengan satu tokoh, jadikan satu tokoh saja. Kecuali kalau menulis film kolosal.

[5] Terjebak banyak seting tempat, melompat-lompat dan melelahkan. Pilihlah secara optimal latar tempat yang akan kita gunakan.

[6] Terjebak pada scene-scene kosong, adegan yang tidak perlu, tidak proporsional, dan lebai. Cirinya, kalau satu adegan itu dibuang, cerita tidak berubah, tidak terpengaruh.

Itu semua hanya kelemahan teknis, mudah diperbaiki asalkan seorang penulis mau belajar, memperkaya wawasan, dan membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru. Cuma permasalahan jam terbang. Makin hari tentu makin baik.

Yang lebih menarik untuk saya bahas adalah kelemahan penulis (pemula) secara personality, attitude. Beberapa di antaranya:

[1] Tidak mau menerima kritik. Beralasan kalau itu adalah gaya yang dipilih dengan sengaja. Haduuuh… saya kalo ketemu penulis yang begini, angkat tangan, deh! Bolehlah bicara gaya. Tapi, gaya juga kan boleh dikritik. :)

[2] Yakin karyanya sudah baik. Puas sebelum waktunya. Akibatnya ya tidak berusaha mencari pencapaian baru.

[3] Tidak bisa menerima kekalahan dalam sebuah kompetisi. Misalnya, yang menang itu malah lebih buruk kok dari cerpen gue! Haduuuh… penulis yang kayak gini sama saja meragukan kredibilitas juri. Padahal, tentu saja juri memiliki alasan memilih salah satu pemenang. Pasti ada keunikan yang dilihat juri. Maka carilah keunikan tersebut. Walaupun juri nggak beda sama rocker, mereka juga manusia. Bisa jadi pilihannya salah.

[4] Kurang aktif dalam komunitas penulis. Padahal, komunitas penulis memberi percepatan dalam kualitas dan kuantitas karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar